Tan jidor
Tanjidor adalah salah satu musik tradisional Betawi yang sekarang sudah mulai jarang ditemukan. Tanjidor adalah salah satu jenis musik yang banyak mendapat pengaruh dari musik Eropa. Kata "tanjidor" adalh kata dalam bahasa Portugis tangedor, yang artinya "alat - alat musik berdawai". Dalam kenyataanya, arti kata tanjidor tidak sesuai dengan alat - alat musik yang dimainkan, dalam tanjidor, alat - alat musik yang dimainkan kebanyakan adalah alat musik tiup seperti, karinet, trombon, piston, seksofon. Secara lengkap instrumen musik yang digunakan dalam orkes tanjidor adalah klarinet, pistone, trombon, terompet, seksofon tenor, seksofone bass, drum, simbal, side drum. Biasanya pemain tanjidor terdiri dari 10 - 7 orang pemain musik dan 1 - 2 orang penyanyi. Musik yang muncul pada abad ke-18 ini, pada zaman dahulu sering dimainkan oleh para sekelompok petani yang menghabiskan waktunya setelah musim panen. Mereka biasanya menunjukan kebolehan mereka dengan cara mengamen dari rumah ke rumah, dari restoran ke restoran.
Pada zaman dahulu tanjidor juga sering ditampilkan dalam acara - acara besar, seperti acara Hari besar islam, parayaan cina yang sering disebut "Cap Go Meh", atau bisa ditemukan juga pada hari sedekah bumi yang menjadi tradisi masyarakat petani Cirebon. Namun pada akhir - akhir ini musik tanjidor sudah jarang sekali ditampilkan, munkin hanya sesekali saja, biasanya untuk sekarang - sekarang ini tanjidor hanya ditampilkan pada waktu Penyambutan tamu agung, Perhelatan/pengarakan pengantin. Adapun lagu - lagu yang sering dimainkan dalam orkes tanjidor adalah Kramton dan Bananas (yang merupakan lagu Belanda), Cente Manis, Keramat Karam, Merpati Putih, Surilang. Adapun lagu yang terkenal adalah Warung Pojok.
Angklung Gubrag
Angklung
gubrag terdapat di kampung Cipining, kecamatan Cigudeg, Bogor. Angklung
ini telah berusia tua dan digunakan untuk menghormati dewi padi dalam
kegiatan melak pare (menanam padi), ngunjal pare (mengangkut padi), dan
ngadiukeun (menempatkan) ke leuit (lumbung). Dalam mitosnya angklung
gubrag mulai ada ketika suatu masakampung Cipining mengalami musim
paceklik.
Gong
Gong merupakan sebuah alat musik pukul yang terkenal di Asia Timur. Gong inidigunakan untuk alat musik tradisional. Saat ini tidak banyak lagi perajin gong seperti ini. Gong yang telah ditempa belum dapat ditentukan nadanya. Nada gong baru terbentuk setelah dibilas dan dibersihkan. Apabila nadanya masih belum sesuai, gong dikerok sehingga lapisan perunggunya menjadi lebih tipis. Di Korea Selatan disebut juga Kkwaenggwari. Tetapi kkwaenggwari yang terbuat dari logam berwarna kuningan ini dimainkan dengan cara ditopang oleh kelima jari dan dimainkan dengan cara dipukul sebuah stik pendek. Cara memegang kkwaenggwari menggunakan lima jari ini ternyata memiliki kegunaan khusus, karena satu jari (telunjuk) bisa digunakan untuk meredam getaran gong dan mengurangi volume suara denting yang dihasilkan
Sasando
Bali miliki gamelan, Jawa Barat ada angklung, dan Sulawesi
punya musik bambu. Kalau NTT tentu sasando. Alat musik petik yang
berasal dari Pulau Rote ini, bisa dijadikan cendera mata unik sepulang
melancong dari Negeri Matahari Terbit. Bentuk sasando mirip dengan
instrumen petik lainnya seperti gitar, biola, dan kecapi.
Bagian utamanya berbentuk tabung panjang yang biasa terbuat dari bambu. Bagian tengah ada tabung yang berdawai.Tabungnya diletakkan di dalam wadahberbentuk seperti penampung tuak berlekuk-lekuk yang disebut 'haik', yang terbuat dari anyaman daun lontar. Ada dua jenis sasando yakni sasando gong, dan sasando biola. Keduanya biasa digunakan untuk memainkan sejumlah lagu daerah antara lain lagu yangnmengiringi sejumlah wanita menarikan Tarian Taebenu. Di Rote, tarian tersebut dimainkan saat menerima tamu. Selain itu Tarian Foti yang ditarikan para pria. Dulu tarian ini dipersembahkan untuk menyambut prajurit sepulang dari medan perang. Kini Tarian Foti juga dimainkan saat menerima tamu. Sasando dimainkan dengan cara petik pada dawai yang terbuat dari kawat halus dengan dua tangan dari arah berlawanan, kiri ke kanan dan kanan ke kiri. Tangan kiri memainkan melodi dan bas, sementara tangan kanan memainkan accord. Jadi seorang pemetik dapat memainkan sekaligus melodi, bas, dan accord. Susunan notasinya tak beraturan dan tidak kelihatan karena terbungkus. Namun saat dimainkan bisa menjadi harmoni yang merdu sesuai kelihaian pemetiknya.
Bagian utamanya berbentuk tabung panjang yang biasa terbuat dari bambu. Bagian tengah ada tabung yang berdawai.Tabungnya diletakkan di dalam wadahberbentuk seperti penampung tuak berlekuk-lekuk yang disebut 'haik', yang terbuat dari anyaman daun lontar. Ada dua jenis sasando yakni sasando gong, dan sasando biola. Keduanya biasa digunakan untuk memainkan sejumlah lagu daerah antara lain lagu yangnmengiringi sejumlah wanita menarikan Tarian Taebenu. Di Rote, tarian tersebut dimainkan saat menerima tamu. Selain itu Tarian Foti yang ditarikan para pria. Dulu tarian ini dipersembahkan untuk menyambut prajurit sepulang dari medan perang. Kini Tarian Foti juga dimainkan saat menerima tamu. Sasando dimainkan dengan cara petik pada dawai yang terbuat dari kawat halus dengan dua tangan dari arah berlawanan, kiri ke kanan dan kanan ke kiri. Tangan kiri memainkan melodi dan bas, sementara tangan kanan memainkan accord. Jadi seorang pemetik dapat memainkan sekaligus melodi, bas, dan accord. Susunan notasinya tak beraturan dan tidak kelihatan karena terbungkus. Namun saat dimainkan bisa menjadi harmoni yang merdu sesuai kelihaian pemetiknya.
Dol
Alunan suara bersaut-sautan ini dari alat musik disebut Dol. Di Provinsi engkulu, Sumatera, alat musik Dol bukan hal yang baru. Iramanya kerap terdengar hampir disetiap sudut kota terutama sore hari. Dol pertama kali dibawa oleh pedagang dari India. Bentuknya hampir mirip gendang terbuat dari kulit sapi. Ukurannya bervareasi. Diameter Dol terbesar sekitar 70 centimeter dengan tinggi 80 centimeter. Alat musik tradisional Bengkulu ini terbuat dari bongol buah kelapa atau pohon nangka. Masyarakat Bengkulu sangat akrab dengan alat musik Dol. Mereka biasanya bermain Dol secara berkelompok di rumah-rumah atau sanggar kesenian. Peminatnya tak terbatas pada orang dewasa atau remaja
Genderang Perang (Alat musik) dari Bengkulu
Tidak
jelas mengapa alat tabuh khas Bengkulu ini di namakan alat musik perang
(Slaginstrument) di Tropen Museum, atau mungkin pada jaman dahulu di
pakai untuk memberi semangat orang Bengkulu saat berperang. Alat jenis
musik tradisional ini yang masih sering terlihat adalah alat musik
perang jenis Rebana yang sering dipakai dalam kegiatan adat masyarakat
Bengkulu dan sekitar.
Calung
Merupakan alat musik tradisional yang berasal dari Jawa Barat
dan menjadi ciri khas budaya Sunda yang selama ini ada dan bertahan di
sana, sering kali orang menganggap sama antara Calung dengan Angklung,
pada dasarnya alat musik ini sama-sama terbuat dari bambu yangdibentuk
sedemikian rupa sehingga dapat
menghasilkan nada-nada harmonis,bedanya adalah pada cara memainkannya, kalau Angklung dimainkan dengan cara digetarkan atau digoyang-goyangkan, sedangkan Calung dimainkan dengan cara dipukul, Calung terbuat dari bambu hitam yang memang khusus digunakan untuk membuat calung, karena suara yang dihasilkan akan lebih baik bila menggunakan jenis bambu ini.
menghasilkan nada-nada harmonis,bedanya adalah pada cara memainkannya, kalau Angklung dimainkan dengan cara digetarkan atau digoyang-goyangkan, sedangkan Calung dimainkan dengan cara dipukul, Calung terbuat dari bambu hitam yang memang khusus digunakan untuk membuat calung, karena suara yang dihasilkan akan lebih baik bila menggunakan jenis bambu ini.
Beberapa bentuk calung:
1.
Calung Gambang Yang disebut Calung Gambang adalah sebuah calung yang
dideretkan diikat dengan talitanpa menggunakan ancak/standar. Cara
memainkannya sebagai berikut: kedua ujung tali diikatkan pada sebuah
pohon/tiang sedangkan kedua tali pangkalnya diikatkan pada pinggang si
penabuh. Motif pukulan mirip memukul gambang.
2. Calung Gamelan
Calung Gamelan adalah jenis calung yang telah tergabung membentuk ansamble. Sebutan lain dari calung ini adalah Salentrong (di Sumedang), alatnya terdiri dari:
1. Dua perangkat calung gambang masing-masing 16 batang
2. Jengglong calung terdiri dari 6 batang
3. Sebuah gong bamboo yang biasa disebut gong bumbung
4. Calung Ketuk dan Calung Kenong terdiri dari 6 batang
5. Kendang
Lagu-lagunya antara lain Cindung Cina (Cik indung menta Caina), Kembang Lepang, Ilo ilo
Gondang.
Calung Gamelan adalah jenis calung yang telah tergabung membentuk ansamble. Sebutan lain dari calung ini adalah Salentrong (di Sumedang), alatnya terdiri dari:
1. Dua perangkat calung gambang masing-masing 16 batang
2. Jengglong calung terdiri dari 6 batang
3. Sebuah gong bamboo yang biasa disebut gong bumbung
4. Calung Ketuk dan Calung Kenong terdiri dari 6 batang
5. Kendang
Lagu-lagunya antara lain Cindung Cina (Cik indung menta Caina), Kembang Lepang, Ilo ilo
Gondang.
3. Calung Jingjing
Calung Jingjing adalah bentuk calung yang ditampilkan dengan dijingjing/dibawa dengan tangan yang satu sedang tangan yang lainnya memegang pemukul. Sangat digemari dibandingkan dengan bentuk calung-calung lainnya, alatnya terdiri dari:
1. Calung Melodi mempunyai sepuluh nada s.d. 12 nada
2. Calung pengiring/akompanyemen terdiri dari 10 nada
Calung Jingjing adalah bentuk calung yang ditampilkan dengan dijingjing/dibawa dengan tangan yang satu sedang tangan yang lainnya memegang pemukul. Sangat digemari dibandingkan dengan bentuk calung-calung lainnya, alatnya terdiri dari:
1. Calung Melodi mempunyai sepuluh nada s.d. 12 nada
2. Calung pengiring/akompanyemen terdiri dari 10 nada
3. Calung Jengglong terdiri dari 5 nada
4. Calung besar sebanyak dua batang/nada berfungsi sebagai kempul dan gon
4. Calung besar sebanyak dua batang/nada berfungsi sebagai kempul dan gon
Kacapi
Kacapi merupakan alat musik petik yang berasal dari Jawa Barat, biasa digunakan sebagai pengiring suling sunda atau dalam musik lengkap, sampai saat ini masih terus dilestarikan dan dijadikan kekayaan seni Sunda yang sangat bernilai bagi masyarakat asli Jawa Barat.
Membutuhkan latihan khusus untuk dapat memainkan alat musik ini dengan penuh penghayatan, tak jarang latihan dilakukan di alam terbuka agar dapat menyatukan rasa dan jiwa sang pemetik Kacapi, lebih dari itu semua suara yang dihasilkan dari alat musik ini akan menenangkan jiwa para pendengarnya, dan mampu membawa suasana alam Pasu
Kacapi merupakan alat musik petik yang berasal dari Jawa Barat, biasa digunakan sebagai pengiring suling sunda atau dalam musik lengkap, sampai saat ini masih terus dilestarikan dan dijadikan kekayaan seni Sunda yang sangat bernilai bagi masyarakat asli Jawa Barat. Membutuhkan latihan khusus untuk dapat memainkan alat musik ini dengan penuh penghayatan, tak jarang latihan dilakukan di alam terbuka agar dapat menyatukan rasa dan jiwa sang pemetik Kacapi, lebih dari itu semua suara yang dihasilkan dari alat musik ini akan menenangkan jiwa para pendengarnya, dan mampu membawa suasana alam Pasundan di tengah-tengah pendengar yang mulai terhanyut dengan buaian nada-nada yang indah dariK acapi.
Rapai
Rapai merupakan sejenis alat instrumen musik tradisional Aceh, samahalnya dengan gendang. Rapai dibuat dari kayu yang keras (biasanya dari batang nangka) yang setelah dibulatkan lalu diberi lobang di tengahnya. Kayu yang telah diberi lobang ini disebut baloh. Baloh ini lebih besar bagian atas dari pada bagian bawah. Bagian atas ditutup dengan kulit kambing sedangkan bawahnya dibiarkan terbuka. Penjepit kulit atau pengatur tegangan kulit dibuat dari rotan yang dibalut dengan kulit. (Penjepit ini dalam bahasa Aceh disebut sidak).
Rapai digunakan sebagai alat musik pukul pada upacara-upacara terutama yang berhubungan dengan keagamaan, perkawinan, kelahiran dan permainan tradisional yaitu debus. Memainkan rapai dengan cara memukulnya dengan tangan dan biasanya dimainkan oleh kelompok (group). Pemimpin permainan rapai disebut syeh atau kalipah
Canang
Perkataan Canang dapat diartikan dalam beberapa pengertian.
Dari beberapa alat kesenian tradisional Aceh, Canang secara sepintas
lalu ditafsirkan sebagai alat musik yang dipukul, terbuat dari kuningan
menyerupai gong.
Hampir semua daerah di Aceh terdapat alat musikCanang dan memiliki
pengertian dan fungsi yang berbeda-beda.Fungsi Canang secara umum
sebagai penggiring tarian-tariantradisional serta Canang juga sebagai
hiburan bagi anak-anak gadisyang sedang berkumpul. Biasanya dimainkan
setelah menyelesaikanpekerjaan di sawah ataupun pengisi waktu senggang.
Senin, 28 Maret 2011
Celempong
Celempong
adalah alat kesenian tradisional yang terdapat di daerah Kabupaten
Tamiang. Alat ini terdiri dari beberapa potongan kayu dan cara
memainkannya disusun diantara kedua kaki pemainnya.
Celempong dimainkan oleh kaum wanita terutama gadis-gadis, tapi sekarang hanya orang tua (wanita) saja yang dapat memainkannnya dengan sempurna. Celempong juga digunakan sebagai iringan tari Inai. Diperkirakan Celempong ini telah berusia lebih dari 100 tahun berada di daerah Tamiang.
Keanekaragaman alat musik tradisional yang terdapat di Aceh merupakan salah satu identitas dari masyarakat Aceh. Oleh karena itu menjadi tugas masyarakat Aceh untuk tetap dijaga, dipelihara kelestariannya. sehingga tidak menjadi punah.
Hal ini tentunya juga peran dari pemerintah daerah dan pihak-pihak terkait untuk mendukung dan bersama-sama memperkenalkan kepada generasi muda betapa tingginya nilai-nilai budaya bangsa yang diwariskan oleh nenek moyang terdahulu. Serta juga sebagai salah satu daya tarik wisata bagi wisatawan Nusantara dan manca Negara untuk dapat lebih mengenal adat dan seni budaya daerah Aceh.
Celempong dimainkan oleh kaum wanita terutama gadis-gadis, tapi sekarang hanya orang tua (wanita) saja yang dapat memainkannnya dengan sempurna. Celempong juga digunakan sebagai iringan tari Inai. Diperkirakan Celempong ini telah berusia lebih dari 100 tahun berada di daerah Tamiang.
Keanekaragaman alat musik tradisional yang terdapat di Aceh merupakan salah satu identitas dari masyarakat Aceh. Oleh karena itu menjadi tugas masyarakat Aceh untuk tetap dijaga, dipelihara kelestariannya. sehingga tidak menjadi punah.
Hal ini tentunya juga peran dari pemerintah daerah dan pihak-pihak terkait untuk mendukung dan bersama-sama memperkenalkan kepada generasi muda betapa tingginya nilai-nilai budaya bangsa yang diwariskan oleh nenek moyang terdahulu. Serta juga sebagai salah satu daya tarik wisata bagi wisatawan Nusantara dan manca Negara untuk dapat lebih mengenal adat dan seni budaya daerah Aceh.
Talempong
Talempong
adalah sebuah alat musik khas Minangkabau. Bentuknya hampir sama dengan
gamelan dari Jawa. Talempong dapat terbuat dari kuningan, namun ada
pula yang terbuat dari kayu dan batu, saat ini talempong dari jenis
kuningan lebih banyak digunakan. Talempong ini berbentuk bundar pada
bagian bawahnya berlobang sedangkan pada bagian atasnya terdapat
bundaran yang menonjol berdiameter lima sentimeter sebagai tempat tangga
nada (berbeda-beda). Bunyi dihasilkan dari sepasang kayu yang
dipukulkan pada permukaannya.
Talempong biasanya digunakan untuk mengiringi tari piring yang khas, tari pasambahan, tari gelombang,dll. Talempong juga digunakan untuk menyambut tamu istimewa. Talempong ini
memainkanya butuh kejelian dimulai dengan tangga pranada DO dan diakhiri dengan SI. Talempong diiringi oleh akor yang cara memainkanya sama dengan memainkan piano.
Saluang
Saluang
adalah alat musik tradisional khas Minangkabau, Sumatra Barat. Yang
mana alat musik tiup ini terbuat dari bambu tipis atau talang
(Schizostachyum brachycladum Kurz). Orang Minangkabau percaya bahwa
bahan yang paling bagus untuk dibuat saluang berasal dari talang untuk
jemuran kain atau talang yang ditemukan hanyut di sungai. Alat ini
termasuk dari golongan alat musik suling, tapi lebih sederhana
pembuatannya, cukup dengan melubangi talang dengan empat lubang. Panjang
saluang kira-kira 40-60 cm, dengan diameter 3-4 cm. Adapun kegunaan
lain dari talang adalah wadah untuk membuat lemang, salah satu makanan
tradisional Minangkabau.
Pemain saluang legendaris bernama Idris Sutan Sati dengan penyanyinya Syamsimar. Keutamaan para pemain saluang ini adalah dapat memainkan saluang dengan meniup dan menarik nafas bersamaan, sehingga peniup saluang dapat memainkan alat musik itu dari awal dari akhir lagu tanpa putus. Cara pernafasan ini dikembangkan dengan latihan yang terus menerus. Teknik ini dinamakan juga sebagai teknik manyisiahkan angok (menyisihkan nafas).
Tiap nagari di Minangkabau mengembangkan cara meniup saluang, sehingga masing-masing nagari memiliki style tersendiri. Contoh dari style itu adalah Singgalang, Pariaman, Solok Salayo, Koto Tuo, Suayan dan Pauah. Style Singgalang dianggap cukup sulit dimainkan oleh pemula, dan biasanya nada Singgalang ini dimainkan pada awal lagu. Style yang paling sedih bunyinya adalah Ratok Solok dari daerah Solok.
Dahulu, khabarnya pemain saluang ini memiliki mantera tersendiri yang berguna untuk menghipnotis penontonnya. Mantera itu dinamakan Pitunang Nabi Daud. Isi dari mantera itu kira-kira : Aku malapehkan pitunang Nabi Daud, buruang tabang tatagun-tagun, aia mailia tahanti-hanti, takajuik bidodari di dalam sarugo mandanga buni saluang ambo, kununlah anak sidang manusia……
Pemain saluang legendaris bernama Idris Sutan Sati dengan penyanyinya Syamsimar. Keutamaan para pemain saluang ini adalah dapat memainkan saluang dengan meniup dan menarik nafas bersamaan, sehingga peniup saluang dapat memainkan alat musik itu dari awal dari akhir lagu tanpa putus. Cara pernafasan ini dikembangkan dengan latihan yang terus menerus. Teknik ini dinamakan juga sebagai teknik manyisiahkan angok (menyisihkan nafas).
Tiap nagari di Minangkabau mengembangkan cara meniup saluang, sehingga masing-masing nagari memiliki style tersendiri. Contoh dari style itu adalah Singgalang, Pariaman, Solok Salayo, Koto Tuo, Suayan dan Pauah. Style Singgalang dianggap cukup sulit dimainkan oleh pemula, dan biasanya nada Singgalang ini dimainkan pada awal lagu. Style yang paling sedih bunyinya adalah Ratok Solok dari daerah Solok.
Dahulu, khabarnya pemain saluang ini memiliki mantera tersendiri yang berguna untuk menghipnotis penontonnya. Mantera itu dinamakan Pitunang Nabi Daud. Isi dari mantera itu kira-kira : Aku malapehkan pitunang Nabi Daud, buruang tabang tatagun-tagun, aia mailia tahanti-hanti, takajuik bidodari di dalam sarugo mandanga buni saluang ambo, kununlah anak sidang manusia……
Genggong
Alat
musik ini termasuk dalam jenis alat musik tiup yang terbuat dari
pelepah daun enau. Secara etimologis kata genggong bersala dari kata
geng (suara tinggi) disebut genggong lanang dan gong (suara
rendah) disebut wadon, sehingga musik genggong selalu dimainkan secara berpasangan. Musik genggong secara orkestra dapat dimainkan dengan alat musik yang lain seperti petuq, seruling, rincik
dan lain-lain.
rendah) disebut wadon, sehingga musik genggong selalu dimainkan secara berpasangan. Musik genggong secara orkestra dapat dimainkan dengan alat musik yang lain seperti petuq, seruling, rincik
dan lain-lain.
Alat music daerah Sulawesi Utara
Kolintang
merupakan alat musik khas dari Minahasa (Sulawesi Utara) yang mempunyai
bahan dasar yaitu kayu yang jika dipukul dapat mengeluarkan bunyi yang
cukup panjang dan dapat mencapai nada-nada tinggi maupun rendah seperti
kayu telur, bandaran, wenang, kakinik atau sejenisnya (jenis
kayu yang agak ringan tapi cukup padat dan serat kayunya tersusun sedemikian rupa membentuk garis-garis sejajar).
kayu yang agak ringan tapi cukup padat dan serat kayunya tersusun sedemikian rupa membentuk garis-garis sejajar).
Kata Kolintang berasal dari bunyi : Tong (nada rendah), Ting (nada tinggi) dan Tang (nada tengah). Dahulu Dalam bahasa daerah Minahasa untuk mengajak orang bermain kolintang: "Mari kita ber Tong Ting Tang" dengan ungkapan "Maimo Kumolintang" dan dari kebiasaan itulah muncul nama "KOLINTANG” untuk alat yang digunakan bermain.
Pada mulanya kolintang hanya terdiri dari beberapa potong kayu yang diletakkan berjejer diatas kedua kaki pemainnya dengan posisi duduk di tanah, dengan kedua kaki terbujur lurus kedepan. Dengan berjalannya waktu kedua kaki pemain diganti dengan dua batang pisang, atau kadang-kadang diganti
dengan tali seperti arumba dari Jawa Barat. Sedangkan penggunaan peti sesonator dimulai sejak Pangeran Diponegoro berada di Minahasa (th.1830). Pada saat itu, konon peralatan gamelan dan gambang ikut dibawa oleh rombongannya.
Adapun pemakaian kolintang erat hubungannya dengan kepercayaan tradisional rakyat Minahasa, seperti dalam upacara-upacara ritual sehubungan dengan pemujaan arwah para leluhur. Itulah sebabnya dengan masuknya agama kristen di Minahasa, eksistensi kolintang demikian terdesak bahkan hampir menghilang sama sekali selama ± 100th.
Alat music dari Banjarmasin
Panting
adalah salah satu alat musik akustik pada perangkat musik panting yang
dipergunakan oleh para pemain musik panting terutama di provinsi
Kalimantan Selatan. Lagu-lagu yang dibawakan adalah lagu-lagu daerah
dengan bahasa Banjar seperti Kambang Goyang, Paris Barantai, dst. Pada
umumnya alat musik ini terbuat dari bahan kayu nangka.
Alat music daerah jawa
Mempunyai getaran khas. Jernih dan ringan. Agak berbeda dengan suara yang dihasilkan alat musik yang kebanyakan kita kenal.
Maklum, alat musik tradisional ini sudah jarang dimainkan. Namanya siter, sebuah alat musik yang mempunyai komponen menyerupai gitar. Detailnya, alat musik ini berbentuk persegi panjang berukuran 20×50 cm. Terdiri dari badan siter yang terbuat dari kayu jati dan 24 senar di masing-masing sisi. Beda
dengan gitar yang hanya mempunyai satu sisi, siter punya dua. Satu sisi disebut pelog dan yang lain slendro. Alat ini biasanya digunakan untuk mengiringi gamelan.Dari seluruh proses pembuatan, saat tersulit waktu menyetem senar. Pada penyeteman ini benar-benar membutuhkan rasa dari hati.
Maklum, alat musik tradisional ini sudah jarang dimainkan. Namanya siter, sebuah alat musik yang mempunyai komponen menyerupai gitar. Detailnya, alat musik ini berbentuk persegi panjang berukuran 20×50 cm. Terdiri dari badan siter yang terbuat dari kayu jati dan 24 senar di masing-masing sisi. Beda
dengan gitar yang hanya mempunyai satu sisi, siter punya dua. Satu sisi disebut pelog dan yang lain slendro. Alat ini biasanya digunakan untuk mengiringi gamelan.Dari seluruh proses pembuatan, saat tersulit waktu menyetem senar. Pada penyeteman ini benar-benar membutuhkan rasa dari hati.
Tetapi sayangnya dengan kemajuan zaman alat ini sudah tidak lagi diminati oleh anak-anak muda zaman sekarang. Sungguh-sungguh memprihatinkan……
Rebab
Adalah
alat musik yang menggunakan penggesek dan mempunyai tiga atau dua utas
tali dari dawai logam (tembaga) ini badannya menggunakan kayu nangka dan
berongga di bagian dalam ditutup dengan kulit lembu yang dikeringkan
sebagai pengeras suara. Alat ini juga digunakan sebagai engiring
gamelan, sebagai pelengkap untuk mengiringi sinden bernyanyi
bersama-sama dengan kecapi. Dalam gamelan Jawa, fungsi rebab tidak hanya
sebagai pelengkap untuk mengiringi nyanyian sindhen tetapi lebih
berfungsi untuk menuntun arah lagu sindhen.
Sebagai salah satu dari
instrumen pemuka, rebab diakui sebagai pemimpin lagu dalam ansambel,
terutama dalam gaya tabuhan lirih. Pada kebanyakan gendhing-gendhing,
rebab memainkan lagu pembuka gendhing, menentukan gendhing, laras, dan
pathet yang akan dimainkan. Wilayah nada rebab mencakup luas wilayah
gendhing apa saja. Maka alur lagu rebab memberi petunjuk yang jelas
jalan alur lagu gendhing. Pada kebanyakan gendhing, rebab juga memberi
tuntunan musikal kepada ansambel untuk beralih dari seksi yang satu ke
yang lain.
Seruling
Suling
adalah alat musik dari keluarga alat musik tiup kayu. Suara suling
berciri lembut dan dapat dipadukan dengan alat musik lainnya dengan
baik.Suling modern untuk para ahli umumnya terbuat dari perak dan emas
atau campuran keduanya. Sedangkan suling untuk pelajar umumnya terbuat
dari nikel-perak, atau logam yang dilapisi perak.
Suling konser standar ditalakan di C dan mempunyai jangkauan nada 3 oktaf dimulai dari middle C. Akan tetapi, pada beberapa suling untuk para ahli ada kunci tambahan untuk mencapai nada B di bawah middle C. Ini berarti suling merupakan salah satu alat musik orkes yang tinggi, hanya piccolo yang lebih tinggi lagi dari suling. Piccolo adalah suling kecil yang ditalakan satu oktaf lebih tinggi dari suling konser standar. Piccolo juga umumnya digunakan dalam orkes.
Suling konser modern memiliki banyak pilihan. Thumb key B-flat (diciptakan dan dirintis oleh Briccialdi) standar. B foot joint, akan tetapi, adalah pilihan ekstra untuk model menengah ke atas dan profesional. Suling open-holed, juga biasa disebut French Flute (di mana beberapa kunci memiliki lubang di tengahnya sehingga pemain harus menutupnya dengan jarinya) umum pada pemain tingkat konser. Namun beberapa pemain suling (terutama para pelajar, dan bahkan beberapa para ahli) memilih closed-hole plateau key. Para pelajar umumnya menggunakan penutup sementara untuk menutup lubang tersebut sampai mereka berhasil menguasai penempatan jari yang sangat tepat.
Beberapa orang mempercayai bahwa
kunci open-hole mampu menghasilkan suara yang lebih keras dan lebih
jelas pada nada-nada rendah. Suling konser disebut juga suling Boehm,
atau suling saja.
http://doumblegh.blogspot.com/2011_03_01_archive.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar